BANDA ACEH | NANGGROENEWS.com – Wakil Gubernur Aceh, H. Fadhlullah, memimpin rapat percepatan pembangunan jalan tol seksi 1 Padang Tiji–Seulimeum, yang digelar di Ruang Potensi Daerah Kantor Gubernur Aceh, Kamis 30 Oktober 2025.
Rapat yang turut dihadiri Kapolda Aceh, Irjen Marzuki Alibasyah, membahas langkah penyelesaian permasalahan pembebasan lahan, terutama terkait pembayaran ganti rugi tanaman tumbuh milik masyarakat di sepanjang trase tol tersebut.
Baca Juga : Keuchik Gampong Blang Perbarui Delapan Perangkat Gampong
Dalam pertemuan itu terungkap masih ada warga yang menolak hasil penilaian tanam tumbuh karena menilai terjadi kelalaian di tahap awal. Sebelum pendataan dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Pidie, pihak pelaksana proyek PT Adi Karya sudah lebih dulu membersihkan lahan menggunakan alat berat, sehingga sejumlah data tanaman tidak tercatat dalam hasil penilaian resmi.
“Akibat tidak adanya komunikasi antara pihak pelaksana dan BPN, data tanaman yang sudah dibabat tidak masuk dalam daftar penilaian. Ini menimbulkan keberatan di masyarakat karena dianggap merugikan mereka,” ujar salah seorang perwakilan warga.
Menanggapi hal tersebut, Wagub Aceh menegaskan bahwa pemerintah akan memastikan proses penilaian dilakukan secara transparan dan adil. Ia meminta agar data tanam tumbuh diperbarui dan dikaji ulang guna menghindari kesalahan perhitungan.
“Kami akan memanggil pihak KJPP agar segera hadir ke Aceh untuk melakukan klarifikasi dan verifikasi ulang bersama tim Satgas B dan panitia pengadaan tanah. Kita ingin semua pihak duduk bersama agar data yang digunakan akurat dan tidak merugikan masyarakat,” tegas Fadhlullah.
Ia menambahkan, penyelesaian masalah pembebasan lahan harus dipercepat agar tidak menghambat target operasional jalan tol. “Proyek ini penting bagi konektivitas dan pertumbuhan ekonomi Aceh, namun hak masyarakat tetap harus dipenuhi secara adil dan sesuai aturan,” ujarnya.
Rapat tersebut juga dihadiri jajaran Forkopimda Aceh, Forkopimda Pidie, perwakilan kementerian dan lembaga terkait, serta para keuchik dari desa-desa yang dilintasi proyek tol.[][][]













