Awal Tahun Baru 2022, Petani Padi Aceh Jaya Mulai Mengolah Sawah,! Ini Harapan Petani.

Sawah Petani, yang sudah digarab dan sudah bisa bercocok tanaman dalam waktu dekat, kendala yang dihadapi, kurangnya zat tanah disebabkan tingginya harga Pupuk di Masyarakat dan Tidak Cukup Air bila datang musim kemarau.*

CALANG, Tribunnanggroe.com – Sejumlah petani di wilayah Kecamatan Panga dan Kabupaten Aceh Jaya, Aceh, mulai mengolah sawah untuk tanaman padi dan ada juga tanaman jagung, setelah beberapa waktu yang lalu petani baru siap panen. Mereka optimistis tahun baru diawali dengan bercocok tanam lebih cepat.

Sekitar 25.000 ha lahan persawahan di kecamatan Panga mulai digarap petani, turun sawah serentak awal tahun 2022 ini, para petani sangat mengharapkan kepedulian dari pemerintah kabupaten setempat, hal itu disampaikan seorang kelompok Petani Cot Rubek Gampong Alue Abed Kecamatan Panga, Rabu (05/01/2022).

“Tahun ini kita bersama para petani, kompak menggarap sawah di awal bulan 2022 ini, semoga dari upaya yang dilakukan oleh petani ini ada dukungan dari pemerintah,” Ucap Fadli (petani).

Fadli (42), mengaku dibeberapa lokasi pertanian di kecamatan itu, mulai mengolah sawahnya hingga kini sudah siap untuk bercocok tanam, keluhan dan harapan dari petani untuk kecukupan kebutuhan pasokan pupuk yang saat ini harga sangat tinggi dipetani, juga disampaikan oleh para petani, berebut Air Irigasi yang kurang memadai dialiran bendungan irigasi setempat.

“Biasanya kalo mulai kompak bertani begini kita selalu keterbatasan kecukupan kebutuhan pupuk dan air yang dialiri kesawah, terjadi rebutan air itu sudah bertahun-tahun terjadi di kecamatan Panga ini, dikarenakan aliran irigasi yang tidak memadai dan kurang perawatan,” Katanya.

“Harga pupuk yang dapat merongoh kantong petani ini juga menjadi kendala bagi kami petani, Bila-bila nahan makan dari pada gagal panen, kita sangat memohon kepada pemerintah punya solusi buat kami para Petani untuk menunjang perekonomian dimasyarakat kecil sebagai petani,” Harapnya.

Diketahui, Saluran pengairan sepanjang Kemukiman Panga Pucok itu di perbaiki pada tahun 2015 silam, sehingga sampai dengan saat saluran irigasi itu kurang maksimal kegunaannya, dikarenakan banyaknya lantai dan dinding saluran tersebut bocor dan bertumpuk sampah, dikarenakan kurang perawatan dan pengawasan oleh petugas Irigasi yang ditugaskan dari Dinas Terkait.*

“Hal itu selalu menjadi kendala berat bagi petani, namun hingga kini tidak ada perhatian nya, padahal sudah sering kali keluhan ini kita sampaikan kepada Pemerintah,” tutupnya.*(Red).

Telah Hadir Di Tengah Masyarakat Media Tribunnanggroe.com Ikuti Informasi Publik Yang Diupdate Setiap Harinya, Browsing Link Kita https://nanggroenews.com/ setiap harinya.*