Calang, Tribunnanggroe.com – Kabupaten Aceh Jaya punya banyak pilihan destinasi wisata yang cocok dikunjungi untuk melepas penat dan bersama keluarga, yang seharusnya menjadi lokasi target kunjungan di pesisir barat selatan itu.
Sebelumnya, saat masa-masa liburan, pasti banyak objek wisata yang dipadati pengunjung dan banyak diburu oleh wisatawan dilokasi itu.
Namun seiring berjalannya waktu, ternyata ada sejumlah objek wisata Aceh Jaya yang dulu populer tapi kini tampak terbengkalai dan kumuh ditumbuhi hutan belantara.
Tak jarang objek wisata ini terlihat seram karena bangunannya yang sudah terbengkalai lama, membuat banyak tanaman dan barang-barang yang sudah usang membuat Kawasan bekas objek wisata ini terlihat seram dan menyeramkan.
Dunia pariwisata memang keras. Apabila tempat objek wisata ini tidak tertarik lagi oleh pengunjung lagi bisa langsung tutup karena bangkrut atau ada suatu hal yang menjadi hambatan dalam pengelolaan objek wisata yang terbengkalai.
Salah seorang warga sekitar objek wisata Gunong Cincrang yang berada di Desa Sawang Kecamatan Setia Bakti, Aceh Jaya, Minggu (11/09/2022), dalam wawancaranya dengan awak media menuturkan, Mereka tidak mengetahui kenapa hingga bisa ditutup dan tidak dioperasikan. Sepertinya pengunjung bosan, hingga tempat wisata tersebut bisa terbengkalai. Akibat tidak adanya pemasukan untuk pemeliharaan tempat wisata ini.
Sementara itu, Warga Sawang, Al Fuadi mengatakan, bangunan pasar yang serupa hampir setiap kecamatan ada, namun tidak berfungsi baik, termasuk Pasar Kuliner yang berada di Objek Wisata Gunung Cincrang yang telah diselimuti semak belukar.
“Kita harapkan peran pengawasan DPRK Aceh Jaya untuk memanggil pihak-pihak terkait untuk mengkaji kembali terkait kendala apa saja yang dihadapi dalam pemanfaatan area bangunan itu. Kemungkinan dengan adanya pemanggilan tersebut akan diketahui apa kendala yang dihadapi oleh instan terkait,” katanya.
Tambahnya, jangan sampai setelah dibangun selesai potong pita secara seremonial yang berlangsung pada bangunan tersebut hanya berjalan hitungan bulan saja, pada akhirnya tidak terpakai lagi, ini bentuk pemborosan anggaran negara saja.
“Atas bangunan yang sudah selesai dibangun maupun yang sedang dikerjakan, kami sebagai masyarakat beharap agar setiap bangunan dapat difungsikan dan kajian sebelum program itu dikerjakan,”sebutnya.
“Supaya tidak terjadi seperti yang sudah-sudah. Saat ini buktinya bangunan banyak uang tidak berfungsi, untuk itu kami masyarakat Aceh Jaya meminta pemerintah untuk mencari solusi dengan cepat dan tepat, sehingga masyarakat merasakan manfaat atas program bangunan milik pemerintah tersebut,” pungkas Al Fuadi.[***]