Aceh Jaya, Tribunnanggroe.com – Ribuan Masyarakat Aceh Jaya Dihari Raya Idul Fitri 1444 H/2023M, Masih Kerumuni Lokasi Destinasi Wisata Alam untuk menghibur keluarganya, usai menjalankan ibadah puasa ramadhan sebulan penuh.
Beragam tujuan wisata didatangi pengunjung dari berbagai daerah diluar kabupaten yang baru saja merayakan usia 21 tahun pada 10 April 2023 Kemarin.
Kabupaten pemekaran 2002 ini menyimpan, berbagai Destinasi Wisata dan Sejarah, mulai dari Kesultanan Aceh (Kerajaan Aceh), Pemberontakan dan Perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dimasa lampau dalam melawan Belanda dan Jepang.
Taman Wisata penuh history sebagai aset alam hayati Aceh Jaya, seperti CRU Sarah Deu (CRU Sampoiniet) yang ada di Pucok Mesen, Kubu Po Teumeureuhom (makam Sultan Salathin Alaidin Ri’yat Syah) Raja Aceh yang membuat pora poranda Portugis dikawasan itu, Pantai Wisata Panga (Nisero) dengan sejarah pertahanan saat menghancurkan Kapal angkutan penjajah Belanda yang ingin berlabuh di Pantai Panga oleh Prajurit Kerajaan Panga kala itu dan berbagai Destinasi Baru yang dikunjungi wisatawan di alam Aceh Jaya.
Salah satu pengunjung yang datang dari Kabupaten Pidie Jaya (Pijay) Tgk Muhammad Pijay yang merupakan seorang penyair (Penyapa) saat berada di Lokasi Wisata Pantai Nisero Panga, Senin (24/04), menyampaikan Kabupaten Aceh Jaya daerah yang memiliki seribu cerita dan kisah yang menarik, baik alam dan sejarah.
“Aceh Jaya ini daerah yang nyaman untuk dikunjungi, mayoritas penduduknya 99% santun, berakhlak dan beragama, daerah ini dimanjakan dengan keindahan alam dan kerukunan,” ujar Tgk Muhammad Pijay saat berbincang-bincang dengan Awak Tribunnanggroe.com.
Amatan awak media, sepanjang hari lalulintas di kawasan Aceh Jaya Hila-hilir pengemudi dari berbagai arah dang menyinggahi berbagai kawasan destinasi wisata sepanjang panorama kabupaten yang pernah dilanda Tsunami terparah pada tahun 2004 silam, yang hanya menyisakan penduduk sekitar 45% saja diperdagangkan adat.
Wisata yang sangat disenangi pengunjung di daerah itu, Panorama swafoto yang indah dengan pandangan laut hindia dan pegunungan, Wisata Kuliner dan Wisata Alam yang masih Asri jauh dari polusi.
“Indah sangat di Aceh Jaya ini, kita melihat kabupaten ini masih terlindung dari pencemaran lingkungan, seperti debu, asap industri dan pencemaran yang disebabkan oleh berbagai sektor kepentingan bisnis dari pihak-pihak oknum pemburu rupiah,” ujar Rijal seorang wisatawan yang datang Aceh Selatan saat berada di puncak Gunung Keutapang-Calang.
“Kita sebagai masyarakat Pantai Barat Selatan sangat merekomendasikan para Wisatawan untuk refreshing di daerah ini sebagai daerah tujuan wisata, dan kepada Pemerintah Aceh Jaya kita sangat memohon untuk dapat menjaga kelestarian Alam kita jangan sampai dirusak oleh para pelaku bisnis yang dapat mempengaruhi Lingkungan dan Udara,” Harapannya berpesan untuk pemerintah daerah tersebut.[***]