Dr Nurdin, Tasawuf Modal Terbesar Aceh Membangun Peradaban Sepanjang Sejarah

Dr Nurdin, S.Sos, M.SI., Saat Menghadiri Peresmian Sekolah Terpadu Al Ihsan Tasawuf Dan Maulid Nabi Muhammad Saw, 12 Rabiul Awal 1444 Hijrah, di Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan.*

Labuhan Haji, Tribunnanggroe.com – Pj Bupati Aceh Jaya Dr Nurdin, S.Sos, M.SI., menghadiri peresmian sekolah terpadu Al Ihsan Tasawuf dan Maulid Nabi Muhammad SAW, 12 Rabiul Awal 1444 Hijrah di Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan. Sabtu malam Minggu (08/10/2022).

Sebagai putra Barat Selatan Dr Nurdin, sangat peduli daerah kelahirannya itu, yang menyimpan sejuta sejarah Keislaman Aceh dan perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia di kawasan pesisir Pantai Barat Selatan itu.

Dalam rangka peringatan momen Maulid Nabi yang digelar di pekarangan Sekolah Islam Terpadu Al-Ihsan Tasawwuf, Komplek Yayasan Pesantren Ihsan Alwaliyah Labuhan Haji Aceh Selatan, Dr Nurdin, berkesempatan menyapa para jama’ah MPTT-I dimalam perayaan hari kelahiran Rasulullah itu.

Dr Nurdin menyampaikan, Para ahli sejarah Aceh, baik dari kalangan pribumi Aceh sendiri, sejarawan nasional, ahli serumpun melayu, ahli sejarah jiran Malaysia dan Singapore, dan para ahli sejarah dari Eropa bersepakat bahwa puncak masa kejayaan Kesultanan Aceh atau disebut juga masa keemasan kerajaan Aceh yang berkisar pada abad 16 akhir hingga abad 17 di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda.

“Peradaban kejayaan Aceh ini sangat mengesankan bagi penganut Islam dunia, pengakuan kearifan ilmu agama dan Tasawuf sebagai pedang syariat bagi ajaran Islam di Tanah Aceh,” ucap Dr Nurdin.

Tambahnya, Tetapi banyak orang lupa, bahwa Sultan Iskandar Muda berhasil membangun peradaban Aceh, yang berdampingan dengan para Ulama Sufi Besar Nusantara, Syekh Syamsuddin As-Sumatrani, yang merupakan murid dari ulama sufi besar sebelumnya, Syekh Hamzah Fansuri.

Lanjutnya, Ulama-ulama sufi besar lah yang membimbing sultan dalam pemerintahannya, hingga ikut dalam mengatur strategi politik dan strategi perang melawan Portugis, juga membimbing rakyat Aceh dengan ilmu-ilmu kesufian yang dalam, tembus lahir batin, juga membentuk akhlak bersama peradaban masyarakat Aceh.

Sejarah mencatat, Tasawuf dan Tarekat berkembang ke seluruh Aceh, dari dalam istana kerajaan sampai ke gampong-gampong.

“Hanya Tasawuf dan Tarekat yang punya metode efektif mengobati penyakit-penyakit hati, masalah-masalah jiwa, dan hambatan-hambatan manusia untuk membumikan akhlak terpuji secara bersama-sama,” pungkasnya.

Katanya lagi, Seorang guru Mursyid dalam dunia Tarekat dan Tasawuf, merupakan seorang supervisor dalam membimbing pemikiran hingga alam sadar dan alam bawah sadar murid-murid Tarekat. Seorang Mursyid memiliki hubungan batin yang sangat kuat dengan jamaah bermanfaat bagi murid-murid bimbingan para mursyid.

Model pendidikan yang hakiki dan menyeluruh, yang ditawarkan oleh peradaban Islam awal sejak para Nabi, Sahabat hingga masa Bani Umayyah, Bani Abbasiah, dan masa-masa seterusnya, hingga sampai masa kesultanan Aceh Darussalam.

“KIta hari ini bersyukur, karena kita mewarisi tradisi Tasawuf dan Tarekat dari peradaban Aceh Darussalam dimasa lampau, untuk menuju peradaban dimasa yang akan datang,” sebut Dr Nurdin dalam sambutan di dayah tempat dirinya pernah menuntut ilmu itu..

Harapannya, dengan berdirinya Sekolah Islam Terpadu Al- Ihsan Tasawuf ini dapat membangkitkan kembali kesadaran kita semua pentingnya Ilmu Tasawuf dalam membangun akhlak sosial kita di kehidupan bermasyarakat, juga peradaban Aceh di masa akan datang.

Bicara Tasawuf, mengingat kita kepara ulama besar Aceh, Syekh Hamzah Fansuri dan Syekh Syamsuddin As-Sumatrani sebagai ulama panutan peradaban Aceh.[***]

Penulis: SamsEditor: Redaksi