Imam Termuda di Sabang: Tgk. Muchtar Andhika, Pemuda 17 Tahun yang Memimpin dari Mihrab

Tgk. Muchtar Andhika, Pemuda Balia Asal Sabang Dipercaya Jadi Imam Besar Masjid Al-Falah.*(Foto: Ist /Nanggroenews.com)

SABANG | NanggroeNews.com – Di usia yang baru menginjak 17 tahun, Tgk. Muchtar Andhika sudah memikul amanah besar: menjadi Imam Besar Masjid Al-Falah, Gampong Ujong Kareung, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang.

Di tengah gemerlap dunia yang sering kali membuat generasi muda terjebak dalam distraksi, ia justru memilih jalan sunyi, penuh nilai spiritual dan tanggung jawab sosial.

Resmi ditunjuk sebagai imam pada 23 September 2023, Andhika tercatat sebagai sosok termuda yang memimpin shalat dan membimbing jamaah di kota paling barat Indonesia. Jalan menuju posisi ini tidak instan. Ia memulai dari peran muazzin, lalu menjadi wakil imam mendampingi guru sekaligus panutannya, Abi H. Nazaruddin, S.Pd.I.

Baca JugaSafwandi Tunjuk Juanda Sebagai Plt Sekda Aceh Jaya Gantikan Ampon Reza.

Kepercayaan penuh datang ketika sang guru harus lebih fokus membina pesantren yang jumlah santrinya kian bertambah. Tongkat estafet kepemimpinan pun diserahkan kepada Andhika.

“Ini amanah besar dari Allah yang harus dijaga. Kadang ada suka, kadang ada duka. Tapi kita harus sabar, karena ini bukan perkara ringan. InsyaAllah, selama diniatkan karena Allah, semua akan terasa ringan,” tutur Andhika, Selasa (12/08/2025).

Putra asli Sabang ini menempuh pendidikan dasar di MIS Ujong Kareung, lalu melanjutkan ke SMPN 2 Sabang dan SMKN 1 Sabang. Kini ia tengah menempuh studi S1 Hukum Keluarga Islam di Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Nahdlatul Ulama Aceh.

Meski jadwalnya padat antara kuliah dan tugas sebagai imam, semangatnya menuntut ilmu agama tak pernah surut. Ia aktif memperdalam ilmu syariah di Dayah Sirajul Munir Al-Aziziyyah, Gampong Cot Abeuk, Kota Sabang.

Bagi Andhika, memimpin shalat bukan hanya soal bacaan dan gerakan, tetapi juga membentuk karakter dan membina generasi penerus. Ia bermimpi menciptakan regenerasi pemuda yang siap menjadi ulama dan pemimpin umat.

“Pemuda adalah kunci masa depan bangsa. Jangan biarkan lingkungan yang salah menentukan jalan kita. Kita harus siap menjadi pelanjut estafet generasi tua,” tegasnya.

Di tengah derasnya arus budaya pop dan tren modern, Tgk. Muchtar Andhika membuktikan bahwa menjadi bagian dari Gen Z bukan alasan untuk menjauh dari nilai-nilai religius. Dari mihrab Masjid Al-Falah, ia berdiri di garda depan, memimpin shalat, membimbing umat, dan menjadi teladan bahwa perubahan positif bisa dimulai dari usia muda.***