BANDA ACEH | NANGGROENEWS.com — Pemerintah Aceh mencatat realisasi investasi triwulan III tahun 2025 mencapai Rp4,16 triliun, atau hampir dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Data dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh menunjukkan, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) masih mendominasi sebesar Rp3,98 triliun, sedangkan Penanaman Modal Asing (PMA) berkontribusi Rp185,7 miliar.
Kepala DPMPTSP Aceh, Marwan Nusuf, mengatakan capaian tersebut menjadi bukti iklim investasi di Aceh semakin membaik.
Baca Juga : Polisi Amankan Preman Berkedok Wartawan.
“Pemerintah terus mempercepat pelayanan perizinan melalui sistem OSS-RBA agar investor merasa nyaman dan proses investasi tidak terhambat,” ujar Marwan di Banda Aceh, Minggu (26/10/2025).
Sejak Januari hingga September 2025, total investasi yang telah terealisasi mencapai Rp7,75 triliun, atau 81,5 persen dari target tahunan Rp9,5 triliun. Marwan optimistis target itu bisa tercapai bahkan terlampaui hingga akhir tahun.
Dari sisi sektor, perdagangan dan reparasi menjadi penyumbang terbesar dengan nilai Rp2,29 triliun atau 55,2 persen. Disusul sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan Rp667,3 miliar, pertambangan Rp401,6 miliar, transportasi dan telekomunikasi Rp245,5 miliar, serta industri makanan Rp244,8 miliar.
“Selain perdagangan, kini mulai banyak investor tertarik di sektor pengolahan hasil pertanian dan industri makanan. Ini tren positif untuk memperkuat ekonomi daerah,” jelas Marwan.
Secara wilayah, Kabupaten Aceh Tamiang mencatat nilai investasi tertinggi mencapai Rp942,9 miliar. Posisi berikutnya ditempati Kota Lhokseumawe Rp812,9 miliar, Aceh Timur Rp684,8 miliar, Aceh Barat Rp348,6 miliar, dan Aceh Singkil Rp260,4 miliar.
Pemerataan investasi antara wilayah timur dan barat Aceh menunjukkan semakin dikenalnya potensi ekonomi daerah oleh para investor.
Investasi asing yang masuk ke Aceh pada triwulan III 2025 didominasi investor dari Singapura, Belgia, Seychelles, Turki, dan Inggris. Sebagian besar menanamkan modal di sektor energi, pertanian, dan industri tekstil.
“Kerja sama dengan investor dari Asia dan Eropa terus kita dorong karena berpotensi besar membuka lapangan kerja baru di Aceh,” ujar Marwan.
Marwan menambahkan, investasi pada triwulan ini juga berdampak langsung pada masyarakat. Sebanyak 3.504 tenaga kerja lokal terserap dari berbagai proyek investasi — terdiri dari 3.344 orang di proyek PMDN dan 160 orang di proyek PMA.
“Seluruhnya tenaga kerja lokal. Ini artinya, investasi bukan hanya menambah nilai ekonomi, tapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh,” ungkapnya.
Ia menyebut, jika dibandingkan dengan tahun 2024, nilai investasi Aceh meningkat Rp2,07 triliun atau hampir 99 persen. Kinerja ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk kebijakan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh dalam memperkuat promosi investasi ke luar negeri.
“Kami terus menjajaki kerja sama dengan Bangladesh, Arab Saudi, dan Tiongkok. Dengan dukungan kebijakan yang konsisten dan pelayanan cepat, Aceh siap menjadi destinasi investasi unggulan di Indonesia bagian barat,” tutup Marwan Nusuf. [][][]













