Nagan Raya, Tribunnanggroe.com -Pemkab Nagan Raya terus berupaya menurunkan angka stunting, persentase kemiskinan ekstrim dan pengendalian inflasi ditengah masyarakat daerah penghasil Giok itu.
Keinginan tersebut diungkapkan Penjabat (Pj) Bupati Nagan Raya, Fitriany Farhas, ke Media ini, Rabu (14/09/2023) prevalensi stunting berdasarkan aplikasi e-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), yang akumulasi dari tahun 2021 tercatat 17,2 persen, pada tahun 2022 menurun menjadi 10,4 persen.
“Pencatatan sementara angka Stunting di Nagan Raya menurun setiap tahunnya, Data Bulan Agustus 2023 daerah kita turun lagi menjadi 7 persen,” sebut Pj Bupati Nagan Raya.
Sementara, untuk data kemiskinan ekstrim tahun 2021, lanjutnya, berada pada angka 5,39 persen. Sedangkan tahun 2022 turun menjadi 3,63 persen dan tahun 2023 ini juga diupayakan terjadi penurunan yang signifikan.
Selanjutnya, Fitriany menyampaikan tingkat inflasi di Kabupaten Nagan Raya (sama dengan Kota Meulaboh) membandingkan dengan Ibu Kota Induk sebelum pemekaran.
“Data Miskin Ekstrim di Nagan Raya analisis perbandingan sejak bulan agustus 2021 tercatat 2,23 persen dan naik menjadi 6,86 persen pada tahun 2022, untuk data hingga Agustus 2023 tingkat inflasi turun menjadi 2,17 persen,”ujarnya.
Tambahnya, baik menurunnya angka stunting, persentase kemiskinan ekstrem dan pengendalian inflasi bisa terwujud berkat hubungan kerjasama yang baik antar sektor yang terbangun selama ini.
“Harapan saya, semua pihak terus bekerja keras agar target yang telah kita rencanakan bisa tercapai kelak,” pintanya.
Terkait stunting, khusus kepada jajaran Dinas Kesehatan, supaya terus menganalisis situasi data stunting.
“Ini penting untuk menentukan desa lokus kegiatan serta memetakan program pencegahan dan penanggulangannya,” anjur Fitriany Farhas.*[Ril]