CALANG, Tribunnanggroe.com – Kehadiran penjabat bupati baru mendapat titik harapan untuk masyarakat, yang berharap adanya pemersatu yang selama ini telah terkotak-kotak. Harapan yang disampaikan bisa membawa perubahan untuk Aceh Jaya dimasa 2 tahun ke depan.
Alumni Mahasiswa Pasca Sarjana Turkey Musliadi Usman, yang menggeluti Konsultan Pendidikan (Lembaga Aders). Ke media ini melalui pesan singkat yang disampaikannya Selasa (19/07/2022) mengatakan, Di Aceh Jaya ada beberapa sektor yang masih disorot hingga saat ini belum terselesaikan.
“Kondisi sekarang yang terjadi di Aceh Jaya supaya jadi pertimbangan bagi pemangku jabatan, salah satu adalah gerbang raja sebagai pintu masuk kabupaten Aceh Jaya yang hingga saat ini masih berdiri bangunan tua yang terbengkalai. Padahal gerbang tersebut sebagai cover pembangunan pemerintah,”ujar Musliadi.
Tambahnya, Hingga sampai citra Aceh Jaya bisa dianggap berkembang kalau gerbangnya saja butuh waktu puluhan tahun untuk diselesaikan, belum lagi indikasi korupsi yang juga saat disenter pada proyek pembangunan tersebut.
“Proyek pembangunan Gerbang Raja yang terletak di kaki gunung geurute itu jika tidak diselesaikan akan menjadi monumen bersejarah bagi masyarakat untuk mengenang bobroknya pola pembangunan para pemimpin Aceh Jaya,” tambahnya.
“Gerbang itu citra wilayah pembangunan Aceh Jaya, sampul gerbang pembangunan yang dikemas dengan batu bangunan tua yang dimakan usia,” Lanjutnya.
Sisi lain, segi pendidikan, hingga saat ini pembangunan Asrama Megah Aceh Jaya di Banda Aceh disebut sangat menguras anggaran besar tersebut namun tidak bisa dimanfaatkan oleh mahasiswi Aceh Jaya.
“Bangunan dengan anggaran yang mencapai 20 milyar lebih itu seharusnya bisa dimanfaatkan oleh generasi, tapi pemimpin terdahulu menggadaikan bangunan itu pada pihak asing, maka diperlukan kajian dan evaluasi terhadap perjanjian pemanfaatan bangunan tersebut,”Katanya.
“Apalagi hingga 5 tahun telah digunakan oleh pihak asing tidak ada nampak hasil bagi generasi Aceh Jaya dibawah lembaga yang mengelolanya. Bahkan pada bangunan megah itu perlu dibuka kembali proses pembangunan lanjutan,” sebutnya.
Terangya, banyak harapan rakyat Aceh Jaya yang belum dipenuhi, salah satunya Janji gratis pendidikan dan tempat tinggal dibangunan megah tersebut hanya jadi bualan semata, bahkan tawaran untuk pendidikan ke turki sirna tanpa hasil.
“Banyak kenyataannya siapapun mahasiswa yang ingin menetap di rumah mereka harus bayar kepada pengelola. Padahal kita tahu semua gedung megah itu dibangun dengan uang rakyat Aceh Jaya,” pungkasnya lagi.
Sebutnya, Banyak PR lainnya yang perlu diselesaikan dibawah kepemimpinan Penjabat Bupati Aceh Jaya, diharapkan untuk membuka tabir terhadap kompleksitas permasalahan yang telah mengorbankan ribuan asa masyarakat Aceh Jaya.
“Seperti yang terjadi hilangnya data aset pemerintah Aceh Jaya, seperti genset milik pemerintah yang dikemudian hari isu tersebut ditenggelamkan. Padahal dari data tersebut banyak akan terjadi temuan untuk mengungkapkan berbagai indikasi dan permasalahan di kabupaten Aceh Jaya,”tutup Musliadi Usman.[***]RIL