ChatGPT Berbahaya Bagi Penulisan Karya Ilmiah,? Simak Manfaatnya

Maturidi, Mahasiswa doktoral Psikologi, UPI YAI Jakarta.

Tribunnanggroe.com – Generative Pre-Training Transformer (ChatGPT) adalah sebuah sistem atau model kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan oleh OpenAI yang mampu menghasilkan teks dengan cara yang sangat mirip dengan teks yang dihasilkan oleh manusia.didesai

ChatGPT didesain untuk memproses bahasa alami dan dapat diintegrasikan ke dalam berbagai aplikasi, seperti chatbot, personal assistant, dan mesin pencari.

ChatGPT menggunakan teknologi neural network dan machine learning untuk belajar dari data teks yang diberikan dan dapat menghasilkan teks dengan gaya dan struktur yang bervariasi, serta memahami konteks dari sebuah pertanyaan atau permintaan. ChatGPT juga dapat memberikan respons yang tepat dan sesuai dengan konteks, sehingga dapat digunakan untuk membantu pengguna dalam mencari informasi, menjawab pertanyaan, atau memecahkan masalah yang berkaitan dengan bahasa alami.

Manfaat Chatgpt Bagi Penulisan Karya Ilmiah. 

ChatGPT dapat memberikan beberapa manfaat bagi penulisan karya ilmiah, di antaranya:

Pertama. Penyediaan informasi dan referensi yang akurat: ChatGPT memiliki pengetahuan luas yang diperoleh dari berbagai sumber, sehingga dapat memberikan informasi dan referensi yang akurat dan dapat dipercaya. Hal ini dapat membantu penulis dalam mencari referensi yang relevan dan memperkaya karya ilmiah.

Kedua. Pemrosesan bahasa alami: ChatGPT didesain untuk memproses bahasa alami sehingga dapat memahami dan menjawab pertanyaan secara tepat dan sesuai dengan konteks. Hal ini dapat membantu penulis dalam memperjelas konsep dan menjelaskan argumen secara lebih baik.

Ketiga. Pembantu Riset : ChatGPT dapat membantu penulis dalam melakukan riset, misalnya dengan memberikan informasi dan referensi yang relevan, membantu mengidentifikasi data yang dibutuhkan, dan mengevaluasi hasil riset.

Keempat. Meningkatkan efisiensi: ChatGPT dapat membantu menghemat waktu dan usaha penulis dalam mencari informasi dan referensi yang dibutuhkan, sehingga penulis dapat fokus pada aspek penting dari karya ilmiah seperti analisis, interpretasi dan kesimpulan.

Kelima. Inspirasi ide: ChatGPT juga dapat memberikan inspirasi ide dan gagasan baru untuk karya ilmiah, misalnya dengan memberikan referensi dari penelitian terbaru atau memperkenalkan sudut pandang yang berbeda.

Meskipun ChatGPT memiliki banyak manfaat, namun ada beberapa bahaya yang perlu diperhatikan, terutama dalam penulisan karya ilmiah.

 

Bahaya Chatgpt Bagi Penulisan Karya Ilmiah. 

1. Plagiarisme.

Salah satu bahaya yang paling besar dari penggunaan ChatGPT dalam penulisan karya ilmiah adalah potensi untuk plagiarisme. ChatGPT dapat menghasilkan teks yang sangat mirip dengan teks asli yang dijadikan referensi, sehingga meningkatkan risiko plagiarisme.

Dalam penulisan karya ilmiah, plagiarisme sangat dilarang dan dapat mengakibatkan konsekuensi yang serius, seperti diskualifikasi dari publikasi atau penghargaan, atau bahkan penurunan gelar akademik. Oleh karena itu, penulis harus tetap berhati-hati dalam menggunakan ChatGPT dan memastikan bahwa hasil akhir karyanya bukan merupakan salinan langsung dari referensi yang digunakan.

2. Kualitas Karya yang Rendah.

Meskipun ChatGPT dapat menghasilkan teks yang mirip dengan teks asli, kualitas karya yang dihasilkan oleh ChatGPT cenderung lebih rendah dibandingkan karya yang ditulis oleh penulis manusia. Hal ini terjadi karena ChatGPT tidak memiliki pemahaman yang mendalam tentang topik tertentu dan hanya menghasilkan teks berdasarkan pola yang ada dalam data pelatihannya.
Dalam penulisan karya ilmiah, kualitas karya sangat penting untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari masyarakat akademik. Oleh karena itu, penulis harus tetap berhati-hati dalam menggunakan ChatGPT dan memastikan bahwa hasil akhir karyanya memenuhi standar kualitas yang diperlukan dalam bidang akademik.

3. Ketergantungan pada Teknologi.

Penggunaan ChatGPT dalam penulisan karya ilmiah dapat menyebabkan ketergantungan pada teknologi. Penulis yang terlalu bergantung pada ChatGPT dapat kehilangan kemampuan untuk memikirkan dan mengekspresikan ide-ide mereka secara mandiri.

Dalam penulisan karya ilmiah, kemampuan untuk berpikir kritis dan mengekspresikan ide-ide dengan jelas dan efektif sangat penting. Oleh karena itu, penulis harus tetap menggunakan ChatGPT dengan bijak dan hanya menggunakannya sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti kemampuan menulis dan berpikir mereka sendiri.

4. Kebutuhan Akan Sumber Daya yang Lebih Besar.

Penggunaan ChatGPT dalam penulisan karya ilmiah juga dapat meningkatkan kebutuhan akan sumber daya yang lebih besar, seperti waktu, energi, dan biaya. Proses melatih dan menjalankan ChatGPT membutuhkan sumber daya yang besar, dan dapat memakan waktu yang lama.

Dalam penulisan karya ilmiah, waktu dan sumber daya yang tersedia sangat berharga. Oleh karena itu, penulis harus mempertimbangkan kebutuhan sumber daya yang diperlukan untuk menggunakan ChatGPT dan memutuskan apakah penggunaannya layak dalam konteks penulisan karya ilmiah tertentu.

5. Kurangnya Pemahaman Terhadap Materi.

ChatGPT tidak memiliki pemahaman yang mendalam tentang topik tertentu dan hanya menghasilkan teks berdasarkan pola yang ada dalam data pelatihannya. Oleh karena itu, jika penulis tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang materi yang ditulis, penggunaan ChatGPT dapat menyebabkan kesalahan dalam penyampaian informasi.

Dalam penulisan karya ilmiah, pemahaman yang mendalam tentang materi sangat penting untuk menyampaikan informasi yang akurat dan bermanfaat bagi masyarakat akademik. Oleh karena itu, penulis harus tetap berhati-hati dalam menggunakan ChatGPT dan memastikan bahwa mereka memiliki pemahaman yang cukup tentang topik yang ditulis sebelum menggunakan teknologi ini.

6. Keterbatasan dalam Penggunaan Bahasa.

ChatGPT hanya dapat menghasilkan teks dalam bahasa yang digunakan dalam data pelatihannya. Oleh karena itu, penggunaan ChatGPT dapat membatasi kemampuan penulis untuk menulis dalam bahasa yang berbeda dari bahasa yang telah dipelajari oleh ChatGPT.

Dalam penulisan karya ilmiah, kemampuan untuk menulis dalam berbagai bahasa sangat penting untuk mencapai audiens yang lebih luas dan berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan di tingkat global. Oleh karena itu, penulis harus mempertimbangkan keterbatasan bahasa dalam penggunaan ChatGPT dan memutuskan apakah penggunaannya sesuai dengan kebutuhan mereka.

7. Potensi Kesalahan dan Bias. 
Meskipun ChatGPT didesain untuk menghasilkan teks yang akurat dan informatif, masih ada potensi kesalahan dan bias dalam hasil akhir yang dihasilkan oleh teknologi ini. ChatGPT didasarkan pada data pelatihan yang digunakan, dan jika data tersebut tidak mewakili populasi secara keseluruhan atau memiliki bias tertentu, hasil akhir yang dihasilkan dapat terpengaruh oleh bias tersebut.

Dalam penulisan karya ilmiah, akurasi dan objektivitas sangat penting untuk memastikan bahwa informasi yang disajikan adalah benar dan bermanfaat bagi masyarakat akademik. Oleh karena itu, penulis harus tetap berhati-hati dalam menggunakan ChatGPT dan memastikan bahwa hasil akhir karyanya telah secara menyeluruh untuk kesalahan dan bias yang mungkin terjadi.

Saking bahayanya ChatGPT ini seluruh tulisan di atas saya tulis menggunakan ChatGPT.*

Penulis: Maturidi, Mahasiswa doktoral Psikologi, UPI YAI Jakarta. Pada hari Minggu 26-02-2023.Editor: Redaksi