TribunNangroe.Com – Kehidupan di alam bebas bak sekelompok lebah yang selalu bergerombol kemana-mana, mencari peluang hidup dan kebahagiaan, demi secawan madu yang di hasilkan hingga menghilangkan separuh sahabat saat ia kembali.
Pada suatu hari kawanan lebah berbondong-bondong terbang dari satu sudut negeri ke negeri yang lain, mencari pohon yang rembang dan tinggi menjual, hanya untuk membina mahligai kebahagiaan dengan melahirkan generasi dan secawan madu.
Usai menemukan titik berteduh dari dahan pohon yang rindang nun menjulang tinggi diawan, dengan angin dan badai selalu kuat berpegangan tak satupun diantara yang jatuh dan lepas ditangan, hingga suatu ketika terbang silih berganti mencari segumpal bekal hingga terisi penuh lumbung yang dibangun, sampailah saatnya memadu kasih diantara pasangan nya.
Begitulah saban hari perjalanan kawan lebah itu, demi mencapai hasrat dan kebahagiaan tak terhingga ditinggalkan dalam kematian. Demi memberi kehidupan baru bagi pasangan yang menginginkan kepuasan bathinnya rela pejantan mati terkapar.
Sandai batas waktu dan kesempatan itu diberlakukan bagi ummat manusia, kapankah taubat dan ibadah mu engkau mulai, sadar kita nikmat Allah yang disinggahi terhadap insan manusia yang berpasang-pasangan mencapai kebahagiaan dan hasrat dengan beriman.
Kesadaran dan contoh kehidupan yang kecil Allah perlihatkan kepada umatnya melalui kehidupan sebagian makhluk, bahkan ada yang mati akibat menikmati sesuap hidangan yang didapatkan, terlepas dari tantangan dan penyebab dari gangguan. Wallahu Alam.[**]