CALANG | NanggroeNews.com – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Aceh Jaya mengapresiasi penetapan dan launching 18 sekolah unggulan oleh Bupati Aceh Jaya yang berlangsung di komplek SMPN Negeri 1 Teunom pada hari ini Senin 26 Mei 2025.
Delapan belas (18) Sekolah unggulan yang dilaunching tersebut terdiri 1 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 1 Sekolah Dasar (SD) di 9 Kecamatan dalam Kabupaten Aceh Jaya sebagai Sekolah Bina Bersama (SBB).
“Kita Apresiasi upaya pemerintah Aceh Jaya dalam penerapan sekolah unggul yang dibina bersama, Nantinya, sekolah-sekolah tersebut akan dilakukan peningkatan sarana dan prasarana secara bertahap oleh pemerintah,” ujar Ketua PGRI Julianto, ST, M.SI.
Kata Julianto, Penetapan sekolah ini bertujuan memberikan layanan pendidikan dasar bermutu bagi anak-anak Aceh Jaya sehingga nantinya dapat melahirkan generasi Aceh Jaya yang unggul, tangguh, berkarakter dan berdaya saing.
Baca Juga : Pemkab Aceh Selatan Bantu Perahu Mesin Untuk Kelompok Nelayan.
”Ini hal yang luar biasa, patut kita apresiasi setinggi-tingginya kepada Pemerintah Aceh Jaya atas penetapan dan launching sekolah unggulan di Aceh Jaya dan kita siap mendukung program tersebut agar dapat berjalan sesuai harapan bersama,” ucap Julianto.
Ketua PGRI Aceh Jaya juga menyampaikan, dengan penetapan dan launching sekolah unggulan ini menunjukkan Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya di bawah kepemimpinan Salem (Safwandi-Muslem) telah menunjukkan komitmen dan upaya untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia di Aceh Jaya.
Selain itu. Lanjut Julianto, niat baik Bupati dan Wakil Bupati Aceh Jaya yang menyatakan tidak akan memberikan ruang intervensi sedikitpun kepada siapapun baik individu maupun kelompok dalam pelaksanaan asesmen dan penempatan kepala sekolah maupun guru yang akan ditempatkan di sekolah-sekolah tersebut.
Ia berharap. Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya dibawah kepemimpinan Safwandi-Muslem dapat meningkatkan kesejahteraan guru di seluruh Aceh Jaya menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Menurutnya. Kompetensi dan kesejahteraan bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya. Ketika kompetensi guru dituntut untuk meningkat maka kesejahteraan guru pun harus pula ditingkatkan.*[][][]
