Aceh Jaya, Tribunnanggroe.com – Banjir Rob Dadakan dan Genangan Curah Hujan yang sering terjadi belakangan ini khususnya di Gampong Tuwi Peuriya Kecamatan Pasie Raya Kabupaten Aceh Jaya, Aceh, berdampak pada sektor pertanian dan area perkebunan milik masyarakat.
Akibat banjir sejumlah lahan pertanian dan perkebunan terendam, bahkan sering terjadi gagal tanam padi pada musim tanam dan gagal memanen hasil perkebunan akibat genangan air yang tak kunjung surut, kerena tidak saluran pembuangan yang maksimal. Hal tersebut menjadi perhatian Ketua Apdesi Kecamatan Pasie Raya yang juga seorang Kepala Desa (Keuchik) Setempat.
“Seiring dengan musim hujan yay berkepanjangan dan tersumbatnya saluran pembuangan di lingkaran kebun dan perkampungan mengakibatkan puluhan hektar kebun rakyat serta permukiman warga sering terendam genangan air hujan, belum lagi luapan air sungai Teunom yang meluap tiba-tiba akibat hujan di hulu sungai Tangsel,” keluh Keuchik Tuwi Peuriya M.Doni, disampaikan Kemedia ini, Rabu (03/01/2024) melalui pesan singkatnya.
harapan kami kepada pemerintah agar dapat memberikan solusi/penanganannya agar hasil perkebunan warga bisa panen, ironisnya lagi beberapa petani sejak 4 bulan terakhir tidak bisa memanen hasil perkebunannya, bahkan Petani jagung dan padi tidak dapat melakukan cocok tanam, sehingga berdampak pada panen buah kelapa sawit dan hasil pertaniannya lainpun membusuk, hingga kini masih tergenang air.
“Kita harapkan ada perhatian dari pemerintah daerah melalui dinas teknisnya atas kondisi pasca banjir akibat Perubahan Iklim yang telah menjadi sasaran rutin di Kecamatan Pasie Raya, dimana lahan petani dan perkebunan rata-rata tergenang, Oleh karena itu perlu mendapat perhatian dari pemerintah daerah agar para petani tetap bisa berproduksi dan menghasilkan,” katanya lagi.
Menurutnya, kondisi lahan tergenang berakibat para petani gagal tanam dan gagal panen sejak 4 bulan terakhir (September 2023 – Januari 2024), untuk itu mengharapkan pemerintah Aceh Jaya hadir memberikan solusi dan meringankan beban para petani, seperti membuka dan mengalokasi program normalisasi dan pembukaan saluran pembuang yang selama tersumbat.
“Sebab kondisi saat ini tentunya membuat para petani kita harus mengalami kerugian akibat banjir, curah hujan tinggi yang mengakibatkan genangan yang tak kunjung surut, hingga terjadi keterbatasan perdapatan ekonomi masyarakat tani diera globalisasi pertumbuhan harga Pangan yang melonjak di Aceh Jaya,” ujar Ketua Apdesi Kecamatan itu.
Apalagi imbas dari pertumbuhan harga Pangan hari ini yang tidak sesuai dengan harga pendapatan masyarakat tani. Perekonomian masyarakat cukup terpuruk ditambah lagi dengan adanya banjir yang menghambat aktivitas para petani untuk memanennya hasil perkebunan mereka dan menanam jagung hingga padi, sehingga bila ada bantuan dari pemerintah daerah untuk penanggulangan dampak banjir ini, akan mengurangi beban para petani, sehingga sektor pertanian dan perkebunan tetap berjalan.
Ia juga minta agar Dinas Teknis terkait dalam pertumbuhan ekonomi dan pengembangan pertanian untuk memetakan, luasan dan wilayah mana saja yang terdampak sering banjir dan genangan serta wilayah mana saja yang rawan banjir, sehingga ke depan bisa diambil langkah-langkah antisipasi dan mitigasi agar sektor pertanian dan perkebunan terus berkembang masyarakat tadi tidak dirugikan, angka Pendapatan Asli Daerah bisa naik dan Pengangguran berkurang.[***]