Banda Aceh, Tribunnanggroe.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Jaya mulai menyusun rencana pusat pengembangan pertumbuhan ekonomi hijau dan biru pada tiga kawasan di kabupaten setempat.
“Aceh Jaya mulai mengembangkan tiga pusat pertumbuhan ekonomi hijau dan biru berbasis kawasan,” ujar Pj Bupati Aceh Jaya Nurdin, di Banda Aceh, Kamis (13/07)
Hal itu disampaikan Dr.Nurdin saat membuka lokakarya pengembangan ekonomi terpadu Aceh Jaya bersama Wildlife Conservation Society (WCS) Indonesia sebagai mitra BKSDA Aceh, di Banda Aceh.
Dr Nurdin menyebutkan, ada tiga kawasan rencana pengembangan ekonomi hijau dan biru di Aceh Jaya yakni terpusat di wilayah Lamno, Rigaih, dan Teunom.
“Ada Tiga pusat pertumbuhan ekonomi hijau tersebut, ketiganya ini dapat menjangkau masyarakat dari sembilan kecamatan di Aceh Jaya,” ujarnya.
Tambahnya, adapun rencana kawasan ekonomi hijau dan biru tersebut, dilaksanakan melalui pengembangan potensi alam yang ada di daerah itu, seperti untuk ekonomi hijau ada pertanian, perkebunan serta hasil hutan lainnya.
Sementara untuk ekonomi biru pengembangan potensi laut mulai dari peningkatan aktivitas kemaritiman, perikanan, pengembangan wisata bahari hingga wisata mangrove. Dengan tetap menjaga lingkungan.
Selanjutnya, Dr Nurdin mengatakan, setelah rencana aksi pertumbuhan ekonomi hijau dan biru selesai disusun, pihaknya segera membuat regulasinya dalam bentuk Peraturan Bupati Aceh Jaya.
“Bahkan, kalau nantinya cukup sumberdaya, maka kita dorong ditetapkan dalam qanun (peraturan daerah) Aceh,” katanya.
Sambungnya, pembangunan ekonomi kawasan tersebut membutuhkan biaya besar, meski demikian ia meyakini banyak peluang anggaran melalui berbagai sumber yang bisa diakses.
Ia menjelaskan, di kementerian, Pemprov (APBA), Pemerintah Amerika, Bank Dunia, dan pelaku pasar Internasional banyak mengalokasikan dana untuk pertumbuhan ekonomi hijau dan ekonomi biru.
Namun, Aceh Jaya belum bisa mengakses sumber dana tersebut jika tidak menyiapkan syarat dokumen, kelembagaan, dan hal-hal lainnya yang diperlukan dalam mekanisme penyaluran dana.
“Maka perlu menyiapkan diri untuk mampu merespon peluang tersebut, mulai dari perencanaan yang terintegrasi, dan kebutuhan lainnya,” tutur Nurdin.