Calang, Tribunnanggroe.com – Sejumlah Fasilitas umum seperti Tempat Penampungan Ikan (TPI) yang berada di Desa Kuta Tuha Kecamatan Panga Kabupaten Aceh Jaya, usai di bangun terlihat dibiarkan terbengkalai (mubazir) tanpa difungsikan.
Pasar ikan yang berada di bantaran sungai krueng panga aksesnya pinggir jalan Nasional Banda Aceh – Meulaboh itu, dulunya sempat beroperasi sebagai pusat perdagangan ikan, beriring waktu Pasar Tempat Penampungan Ikan tersebut mati suri.
Seorang pedagang Ikan Senior di Kecamatan Panga yang sering disapa oleh pelanggannya itu, Bang Din Banun, bercerita Ketika Wartawan Media ini membeli ikan dagangannya di lapak liar depan Warteg Sayur miliknya di seputaran Desa Kuta Tuha Kecamatan itu, Senin (16/01/2023).
Toke Din Banun (Begitulah Nama Akrabnya) Mengatakan, Pajak Penampungan Ikan bukan tidak difungsikan namun kurangnya perhatian pemerintah terhadap Nelayan Lhok Kuala Panga, yang letaknya di Muara Kuala Pantai Nisero yang saat ini dijadikan Destinasi Wisata.
Katanya, Muara Kuala tersebut sering tertutup oleh musim pasang (Musim Timur) istilah mereka. Sehingga menyebabkan pendangkalan dasar air sebagai rute keluar masuk melaut oleh para Nelayan sehingga akibatnya banyak Perahu-Perahu Nelayan rusak tak beroperasi di Kawasan TPI Muara Panga tersebut.
“Nelayan kita kurang diperhatikan oleh pemerintah, iya pasalnya Mulut Kuala Panga Sering tertutup tidak ada yang mengurus lagi, sehingga dapat menyebabkan Nelayan menganggur dan tidak ada hasil tangkap ikan segar lagi di Kecamatan Panga ini,” ujarnya dengan raut kesal didepan awak media ini ketika itu.
Toke Din Banun melanjutkan ceritanya sambil memotong ikan, Katanya lagi. Dirinya pada saat itu termasuk penampung ikan besar (Toke) di tengah Nelayan Kecamatan Panga, disaat maraknya hasil tangkapan para Nelayan Muara Panga sekembali dari laut.
“Menyoe Awai Syiet Loen Tampoung Engkot di Pajak TPI Nyan, Cuma Nyan Keuh Meunan Kejadian Jieh Jinoe Hanale Yang Uruh,” Ucap Din Banun Dengan Bahasa Daerah.
(Sebelumnya saya penampung ikan di TPI itu, sekarang begitulah kondisinya, tidak ada yang mengurus lagi).
Raut Kesal terlihat disosok pedagang ikan Senior itu. Lebih lanjut ia mengatakan Penanggulangan TPI Muara Panga menjadi harapan bagi para Nelayan, namun sayang sekali itu hanya dijadikan iming-iming janji belaka dan Isu Politik saja.
“Kiban taa keuneuk peugah teuma, wate youh gouh diduek macam di cakoe, wate kana jabatan hanale yum awak di meuyub, sebab kamoe ureung hana sikula di anggap, meunan lah kira jieh haba miseu Yahwa peugah, Nyan Miseu (ulangnya dengan tutur daerah),”
(Mesti kita ngomong bagaimana sebelum ada jabatan pasti mencari dukungan untuk mencapai tujuan, setelah itu kita macam tak berperan karena kita orang bawah kurang pendidikan, sehingga dijadikan isu ladang politik disitu, itu umpamanya ‘begitu umpama’). Demikian tutup Curhat Toke Din Banun.[***]