Calang, Tribunnanggroe.com – Pemuda dan Mahasiswa Aceh Jaya menggelar zikir dan doa bersama dalam rangka memperingati 18 tahun bencana Gempa Bumi dan Tsunami Aceh di Taman Memorial Tsunami Aceh Jaya. Minggu malam (25/12/2022).
Pada kegiatan tersebut dihadiri oleh Pj. Bupati Dr. Nurdin, S.Sos, M.SI., Pimpinan MPTTI Abuya Syekh H. Amran Waly Al-Khalidi yang diwakili oleh Waled Fakri Wali, Ketua DPRK Aceh Jaya, Unsur Forkopimda, Anggota DPR Aceh Ir.H.Azhar Abdurrahman, Para Kepala SKPK, Pengurus MPTT-I Aceh Jaya, Tokoh Ulama, Pimpinan Dayah dan para Jamaah zikir yang dari seluruh Daerah di Aceh dan Jama’ah Kecamatan dalam Kabupaten Aceh Jaya dan Aceh Barat.
Ilham Mansuridi, Selaku Ketua Panitia dalam kegiatan tersebut menyampaikan Zikir akbar ini bertujuan untuk menggiatkan para pemuda bahwasanya zikir bukan hanya milik orang tua saja akan tetapi zikir juga harus ditanamkan dalam hati para pemuda karena zikir adalah cara untuk membuka pintu berkah dari Allah.
Tambahnya, musibah Gempa dan Tsunami adalah momen kesedihan dimana Aceh Jaya pernah diguncang oleh dahsyatnya gelombang tsunami yang membuat banyak saudara kita meninggal dunia. Oleh karena itu, marilah kita mengirimkan doa untuk mereka agar menjadi pahala bagi mereka.
Dalam sambutan, yang disampaikan Pj Bupati Aceh Jaya Dr. Nurdin, S.Sos, M.Si., mengungkapkan kehadiran para Pemuda menjadi bagian dari lokomotif perubahan di Kabupaten Aceh Jaya, bukan hanya dari sisi politik, ekonomi dan pendidikan tetapi juga dalam aspek moral spiritual.
Oleh karenanya, melalui kegiatan zikir ini, mudah-mudahan para pemuda di Kabupaten Aceh Jaya terus mengobarkan semangat untuk belajar dan membersihkan hati dengan keimanan, karena zikir objek salah satu metode untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
“Pada hari peringatan Gempa dan Tsunami tahun ini, Kegiatan zikir dilakukan untuk merenung dan memperbaiki diri karena hati yang bersih akan melahirkan perbuatan yang bersih. Peristiwa Tsunami tersebut tidak bisa kita lupakan dan akan terus kita kenang sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Sang Khalik,” Pungkasnya.
Sementara, Gubernur MPTT-I Aceh, Ir H. Azhar Abdurrahman, mengatakan. Setiap tahunnya masyarakat Aceh melakukan Zikir Akbar untuk memperingati bencana moral yang terjadi 18 tahun yang lalu yakni pada tahun 2004, saat itu Allah menguji kita dengan air laut setinggi 30 meter yang mengakibatkan banyak masyarakat Aceh menjadi korban dalam bencana itu.
“Bencana ini adalah bencana moral sebagai bentuk peringatan besar dari Allah SWT untuk menghapus dosa rakyat Aceh, oleh karena itu marilah kita bertaubat,”Ajak mantan Bupati 2 periode itu.
Dalam Tausiyahnya, Waled Fakri Wali menyampaikan, Sebaik-baik ibadah adalah tauhid, tidak sah ibadah kalau tidak mengenal siapa yang kita sembah. Ketika kita sudah bisa menyaksikan hakikat dari pada amal yang kita lakukan itu datangnya dari dan untuk Allah SWT, maka barulah dikatakan hatinya bersih, maka tidak ada obat yang paling bagus untuk membersihkan hati kecuali dengan berzikir kepada Allah SWT.
Amatannya, para jama’ah larut dalam Zikir dan Doa Bersama dimalam peringatan mengenang Tsunami Aceh yang terjadi 26 Desember 2004 silam, sebagai bentuk penggiringan doa kepada seluruh para Syuhada bencana alam dahsyat itu. [***]