Aceh Jaya, Tribunnanggroe.com – Masyarakat Aceh bersama jajaran Eks Kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang tergabung dalam Komite Peralihan Aceh (KPA) Daerah III Wilayah Meureuhom Daya, Kabupaten Aceh Jaya, mengelar zikir, doa bersama dan Syukuran dalam mengenang para syuhada korban konflik di Milad GAM ke-46 tahun ini, Minggu (4/12/2022).
Kegiatan Zikir, Doa bersama dan Syukuran tersebut dilakukan oleh Masyarakat dan Komite Peralihan Aceh (KPA Sagoe sebagai wujud mengenang para korban dimasa pergerakan Konflik berkepanjangan provinsi Aceh yang cetuskan Alm Tgk Muhammad Hasan Ditiro pada 4 Desember 1976, yang gelar di setiap wilayah di Aceh.
Amatan awak media malam tadi, Sabtu (03/12), Perayaan Milad 4 Desember 2022 yang berlangsung di kecamatan Panga (Sagoe Panga) digelar dalam dua lokasi berbeda, yakni lokasi satu dirayakan di Makam Syuhada (Kuburan Korban Konflik) dusun Mon Panah Gampong Kuta Tuha. Lokasi kedua dirayakan di Meunasah Gunong Meulinteung Kemukiman Panga Pucok Kecamatan Panga Kabupaten setempat.
Nampak terpantau di lokasi kegiatan sejumlah jajaran personil gabungan TNI dan Polri ikut disiagakan untuk pengamanan Kamtibmas demi menghindari hal-hal yang tidak di praduga akan terjadi.
Syukur malam tadi turut dihadir para keluarga korban konflik untuk melakukan wirid atau yasinan dan ratusan mantan Kombatan GAM serta sejumlah petinggi GAM Kemukiman Panga Pucok dan Panga Pasi.
Seorang Mantan Kombatan GAM, Ishak (Wapang) selaku Ketua Pelaksana di lokasi 2 (dua) mengatakan, Kegiatan ini dilakukan atas permintaan masyarakat Eks Korban Korban Konflik, yang berlangsung dengan zikir dan doa bersama untuk mengenang jasa syuhada, juga melakukan syukuran dengan orang tua, istri dan anak yatim korban konflik.
“Momentum ini dilaksanakan sebagai wujud titik balik mengenang bagaimana pahitnya suatu perjuangan yang panjang untuk mendapat keadilan sehingga nyawa menjadi korban,” ujarnya.
Lanjutnya, peringatan ini dilakukan sebagai bentuk menjaga perdamaian yang telah tercapai dalam perundingan MoU Helsinki di Finlandia antara GAM dengan Pemerintah Republik Indonesia (RI) dimasa yang lalu.
“Kami kombatan GAM dan Rakyat Aceh secara umum, mengharapkan adanya konsistensi pemerintah pusat dalam menyelesaikan persoalan Aceh yang dinilai hingga kini belum semua terealisasi sesuai yang tertuang dalam MoU Helsinki, dan di lokasi ini kita lakukan tidak mengandung unsur warna politik,” terangnya ke Media ini di lokasi kegiatan berlangsung.
Peringatan Milad Gerakan Aceh Merdeka adalah sebuah momentum bersejarah bagi para eks Kombatan GAM yang sudah tergabung dalam Komite Peralihan Aceh (KPA) Sagoe Panga.
“Ini sebagai momentum bagi rekan – rekan dan masyarakat untuk mengenang kembali perjuangan yang berubah setelah penandatanganan Perjanjian Damai MoU Helsinki,” Demikian pungkas Ishak yang akrab disapa oleh rekannya Wapang itu.[***]