Ratusan Hektar Sawah Siap Panen di Pijay Tertimbun Lumpur Banjir

Warga melintasi jalan tergenang banjir di lintasan jalan ren Kabupaten Pidie Jaya, Dokumen Bencana 26/11/2025. Banjir bandang menyebabkan akses transportasi terganggu dan ratusan hektar sawah siap panen tertimbun lumpur.(Foto : Dok. Nanggroenews.com).

MEUREUDU | NANGGROENEWS.com – Bencana banjir bandang yang menghantam Kabupaten Pidie Jaya (Pijay) meninggalkan dampak besar bagi ribuan keluarga petani. Sebanyak 307 hektar sawah berisi padi siap panen dilaporkan hilang tertimbun lumpur tebal, membuat masyarakat kehilangan sumber pangan dan pendapatan utama jelang akhir tahun.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distanpang) Pijay, drh. Muzakkir Muhammad, MM, mengatakan kerusakan itu tersebar di lima kecamatan, dengan kondisi terparah di Ulim dan Meureudu.

Baca JugaBantuan Aceh Jaya untuk Korban Banjir Siap Diberangkatkan Besok.

“307 hektar lahan produktif tertutup sedimen banjir. Luas itu berbeda-beda di tiap kecamatan: Meureudu 65 hektar, Meurah Dua 23 hektar, Ulim 143 hektar, Jangka Buya 36 hektar, dan Bandar Dua 40 hektar,” terangnya kepada awak media, Jumat 5 Desember 2025.

Ia menuturkan, tim Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) terus memverifikasi dampak kerusakan di pedalaman. Pendataan sempat terhambat karena akses jalan putus dan komunikasi terganggu, namun kondisi mulai membaik sehingga proses identifikasi kini diperluas ke delapan kecamatan.

Selain kerugian fisik, Muzakkir menegaskan ada ancaman lebih besar: ratusan keluarga kehilangan hasil panen yang seharusnya menjadi tumpuan ekonomi selama beberapa bulan ke depan. “Banyak petani yang pada musim ini berharap bisa menutup biaya hidup dan modal tanam berikutnya. Namun banjir meratakan seluruh harapan itu,” ujarnya.

Pidie Jaya memiliki 15.205 hektar lahan produktif dan selama ini menjadi salah satu daerah lumbung pangan Aceh.

Kerusakan ratusan hektar sawah dikhawatirkan berdampak pada ketahanan pangan lokal serta memerlukan dukungan banyak pihak, terutama untuk membantu petani memulai kembali proses produksi.

Sejumlah desa terdampak kini membutuhkan bantuan berupa benih padi, peralatan pertanian darurat, alat berat untuk pembersihan lumpur, serta dukungan logistik bagi keluarga yang kehilangan sumber nafkah. Pemerintah daerah berharap semakin banyak pihak yang ikut meringankan beban warga.[][][]

Menyalin konten tidak diizinkan.