Terobos Gelap Aceh Tamiang, Mualem Salurkan Bantuan Bencana

Gubernur Aceh Muzakir Manaf meninjau dan menyalurkan bantuan logistik kepada warga terdampak banjir besar di Aceh Tamiang, Rabu (3/12/2025) malam. Proses distribusi berlangsung dalam kondisi gelap akibat pemadaman listrik di wilayah terdampak. (Foto: Dok. Pemerintah Aceh)

TAMIANG | NANGGROENEWS.com – Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) meninjau langsung kondisi banjir di Aceh Tamiang pada Rabu 3 November 2025 malam. Rombongan yang bertolak dari Lhokseumawe tiba sekitar pukul 23.00 WIB dan menyalurkan bantuan hingga pukul 03.15 WIB.

Saat memasuki wilayah tersebut, rombongan disambut situasi darurat. Pemadaman listrik masih berlangsung, jalan utama tertutup lumpur, dan puluhan kendaraan yang rusak akibat banjir tampak tergeletak di bahu jalan. Gubernur kemudian bergerak menuju pusat Kota Kuala Simpang untuk melihat langsung kondisi warga.

Baca JugaBPH Migas Kabulkan Permintaan Mualem, Barcode BBM di Aceh Dicabut.

Di Kampung Dalam, Kecamatan Karang Baru, Mualem menyaksikan rumah-rumah yang rata dengan tanah. Banyak bangunan hanya menyisakan fondasi setelah tergerus banjir.

Pada kesempatan itu, ia menyalurkan 30 ton sembako yang dihimpun dari warga Medan, Sumatra Utara. Bantuan yang dibagikan meliputi air minum, beras, mi instan, biskuit, telur, dan obat-obatan. Bantuan serupa juga diberikan kepada para pengungsi yang mendirikan posko darurat di sepanjang jalan Banda Aceh–Medan.

Gubernur Muzakir Manaf menyampaikan duka mendalam atas musibah yang melanda Aceh Tamiang.

“Kita pilu melihat kondisi ini. Semoga masyarakat tabah menghadapi cobaan banjir dan longsor,” ujarnya.

Ia mengatakan kebutuhan dasar mulai dipenuhi, namun air bersih dan elpiji masih terbatas. “Dalam beberapa hari ke depan pasokan susulan akan dikirim dan titik-titik terdampak kita benahi,” kata Mualem.

Sementara, Rudi Tim penginisiasi bantuan dari Medan, menyebutkan satu truk bermuatan sekitar 30 ton sembako telah tiba di Aceh Tamiang. “Besok menyusul truk berikutnya. Kami juga membuka posko di Medan bagi masyarakat yang ingin membantu,” ungkapnya.

Selain itu, warga Desa Menang Gini, menjelaskan air mulai naik pada Rabu malam dan terus meninggi hingga mencapai sekitar 3,5 meter pada Kamis malam. Ia dan puluhan warga lainnya terjebak selama empat hari sebelum dapat keluar mencari makanan.

“Arus sangat kuat, banyak rumah hancur. Anak-anak mulai sakit karena kekurangan obat,” tuturnya.

Warga lain Wahyu, masyarakat Kampung Dalam, mengatakan banjir datang begitu sangat cepat.

“Air naik dalam satu setengah jam langsung tiga meter, setinggi kabel listrik,” ujarnya.

Ia menyebut sebagian besar rumah di desa tersebut rusak berat, hanya sekitar 20 persen yang masih berdiri.

Wahyu memperkirakan korban jiwa mencapai sekitar 250 orang, termasuk 150 warga yang masih belum ditemukan. “Ini seperti tsunami, hanya saja airnya dari sungai,” katanya.[][][]

Menyalin konten tidak diizinkan.