Sulitnya Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Di Aceh Jaya, Seorang Ibu Mengais Rupiah Dibalik Jemuran Ikan Asin

Scroll Foto: Seorang Ibu-Ibu Terlihat Sedang Menjemur Ikan Kering Dipinggir Jalan Lintas Nasional Banda Aceh-Meulaboh, Yang Berada Dikawasan Krueng Sabee - Aceh Jaya.*[foto.Investigasi Tribunnanggroe.Com]

CALANG, Tribunnanggroe.com – Kehidupan masyarakat semakin sulit pasca pandemi covid-19. Untuk membantu menutupi kebutuhan hidup rumah tangga Anisah (45) saban hari melakoni aktifitas sehari – hari dengan membuat ikan asin rumahan.

Sorotan Investigasi, yang diabadikan awak media aktivitas usaha yang dilakukan oleh Ibu Anisah di Desa Monmata, Kecamatan Krung Sabee, Kabupaten Aceh Jaya. jum’at 28 Januari 2022.

Dari tuturnya saat berbincang-bincang saat awak media ini investigasi kehidupan perekonomian masyarakat Aceh Jaya, Ibu Anisah mengutarakan keluh kesah kehidupan rakyat kecil. “Inilah yang bisa kita lakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kecukupan itu sudah keinginan kita, pendapatan kita ya begini,” tutur ibu Anisah penuh harap.

Kesulitan yang dihadapi sudah pasti ada dikala musim berubah, disaat musim kemarau jemur ikan asin miliknya akan membuah hasil, sebaliknya di kala saat musim hujan tiba ikannya harus di sale (Uap) dengan alat manual seadanya dihalaman rumah.

Jumuran Ikan Air Tawar Kering, Usaha Emak Anisah Monmata Kecamatan Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya.*

Ikan Asin yang dihasilkan dari tangkap alami ikan air tawar, dari hasil keringan ikan itu, ibu Anisah menjual dengan harga 60/Kg di pasar tradisional ditempat tinggalnya.

Ibu Anisah juga menyampaikan harapannya, supaya ada perhatian dari pemerintah daerah Aceh Jaya untuk dirinya, untuk memudahkan kehidupan masyarakat yang berusaha sejenis dengan dirinya,  dalam membuat ikan asin air tawar, atau lebih sering orang menyebutkan ikan kering yang dicari oleh para orang-orang yang mengonsumsi ikan khusus akibat pantang dari penyakit yang dialami pelanggan.

“Kita lihat banyak bantuan pemerintah, baik dibidang penyediaan peralatan pengeringan seperti aktivitas saya ini, mau alat mesin peralatan lainnya, tapi kita yang berada disekitar ini macam tidak tahu ada bantuan dari pemerintah, sering tak tersampaikan ke kita,”ujar ibu parubaya itu.

Aktivitas yang dilakoninya, Ia melakukan pengeringan ikan itu sudah semenjak Tsunami memporak-porandakan daerah itu di tahun 2004 silam, Hasil pengeringan ikan itu juga sering menjadi pesanan dan buah tangan yang bawa pulang oleh pendatang yang melewati Kabupaten Aceh Jaya.

Ikan air tawar yang diperoleh ibu Anisah itu dari hasil tangkapan suaminya Idram (53), yang saban malam mencari ikan tangkapan ke sungai dan pinggiran pantai, untuk membantu usaha yang dikerjakan oleh suaminya itu, ibu 3 orang anak selalu mengolah ikan hasil tangkap untuk dijadikan kepingan rupiah.

Untuk memperoleh harga tinggi dan kualitas dari ikan tersebut Ibu Anisah harus melalui proses lama kadang musim hujan atau suhu panas belum stabil, tidak bisa dilakukan penjemuran kalo dipaksakan hasilnya bisa membusuk jelasnya kepada awak media.

“Kalo kita jaga kualitas dari ikan yang kita kita keringkan, bisa mendapatkan nilai jual tinggi, bila tidak stabil atau kurang kita perhatikan kualitas, kita kasih aja kadang orang nolak,”katanya

Dari sisi itu, ketertarikan awak media mengabadikan aktivitas masyarakat dikawasan pesisir sungai dan laut yang menjelang sepanjang perjalanan kehidupan masyarakat Aceh Jaya, Media ini merekomendasikan potensi pertumbuhan ekonomi masyarakat ini, untuk dapat diberikan bantuan oleh pemerintah ataupun para pendonor yang ingin membantu masyarakat bawah.*[A12]

Editor: Sams