Banda Aceh, Tribunnanggroe.com – Kotamadya Banda Aceh adalah Etalase Aceh, yang menjadikan Banda Aceh sebagai indikator atau tolak ukur majunya Provinsi Aceh.
Oleh karena itu, membangun Ibukota provinsi Aceh tidak cukup dengan spontanitas dalam menjawab segala kekurangan yang masih dialami kota serta warganya. Hal ini ungkapan Angga Ramadhana ketua DPC POSPERA Banda Aceh dalam sebuah rilis diterima media ini, Sabtu (29/06).
Menjelang tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 ini, harus menjadi momentum bagi warga kota dalam menjaring kepemimpinan kota yang dulunya di sebut sebagai Kutaradja.
Dijelaskan, Selama ini, Pospera Banda Aceh merangkum ada 3 catatan kritis terhadap pembangunan kota ini. Pertama Pembangunan Manusia, pembangunan infrastruktur penunjang dan pembangunan pemerintahan yang ketiganya mewujudkan banda aceh sebagai kota yang memiliki karakteristik sendiri.
Ketiga catatan kritis pembangunan Banda Aceh tersebut harus menjadi sorotan agar menjadi ide, gagasan dan narasi selama proses Pilkada 2024 ini.
Selain itu, lanjutnya, kami menilai bahwa ketiga catatan kritis tersebut dapat diselesaikan jika Banda Aceh dipimpin oleh seorang pemimpin yang berpengalaman dan memiliki jiwa keibuan.
Ia berpendapat, Seorang ibu memiliki jiwa peduli, rasa kasih, dan juga pengayom.
“Sosok ibu itu bagian yang dekat dengan anak dan keluarganya, seorang ibu juga pengayom bagi motivasi tumbuh kembang ditengah kehidupan, maka, Kota Banda Aceh Butuh Pemimpin dari kalangan Ibu yang berpengalaman dalam kepemimpinannya,” Tutup Angga.*[][][]