Meulaboh, Tribunnanggroe.com – Seorang ibu hamil atas nama Lisma Dewi (21) th warga Gampong Layeung, Kecamatan Bubon, Kabupaten Aceh Barat yang merupakan istri dari Rasyidi (23) th, sekira pukul 10.30 wib dilarikan ke Puskesmas Layeung lantaran ibu tersebut akan segera melahirkan.
Namun nahas, setiba di Puskesmas Layeung tidak ditemukan Tenaga Medis Yang Ahli dalam bidang persalinan. Akibat tidak adanya tenaga medis atau bidan yang ahli dalam persalinan di Puskesmas setempat, pasien terpaksa dilarikan ke Puskesmas lain yakni ke Puskesmas Cot Seumeureung.
Sebelumnya, pihak keluarga sempat menunggu sekitar tiga puluh menit dalam mobil Ambulance yang diparkiran di perkarangan Puskesmas Layeung sembari menanti kedatangan bidan setempat. Lagi-lagi bidan yang dinanti tidak kunjung tiba.
Hal itu disampaikan langsung oleh Rasyidi Suami dari Lisma Dewi saat menjumpai awak media di markas wartawan Meulaboh pada, Selasa (01/11/2022).
“Kami sangat kecewa dengan kelalaian pihak petugas Puskesmas Layeung yang tidak berada dilokasi saat nyawa yang menjadi taruhan dalam melahirkan ini ,” sebut Rasyidi dengan wajah geram.
Lanjutnya ia menyebut dikarenakan tidak adanya tindakan dari petugas setempat yang tidak dilokasi, pihak keluarga orang tua dari suami pasien meminta untuk dibawakan pasien ke puskesmas Cot Seumeureung.
“Saat perjalan dari Puskesmas Layueng ke Puskesmas Cot Seumeureung, istri saya yang sudah emergency lansung melahirkan dalam perjalanan di dalam Ambulance tanpa tenaga medis ahli,” kata Rasyidi.
Ia juga mengatakan sekira pukul 11.20 wib pihaknya tiba di Puskesmas Cot Seumeureung dengan keadaan bayi sudah lahir dan dengan keadaan badan mengering.
“Meski anak kami lahir diperjalanan namun syukur semua selamat dan saat tiba di Puskesmas Cot Seumeureung petugas langsung antusias dalam menyambut kami,” imbuhnya.
Berdasarkan kejadian tersebut, pihak keluarga pasien meminta kepada Kepala Dinas Kesehatan Aceh Barat untuk mengevaluasi petugas dan bila perlu memecat petugas yang tidak mematuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) di Puskesmas Layeung.
“Kita minta kepada Kadinkes untuk mengevaluasi, bila perlu memecat petugas kesehatan Puskesmas Layeung yang tidak menghargai nyawa manusia dikarenakan tidak bekerja sesuai prosedur,” tandasnya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Aceh Barat, Syarifah Junaidah, SKM.,M.Si saat ditemui awak media menjelaskan bahwa pihaknya tidak mengetahui kejadian tersebut, dengan demikian ia menyampaikan terimakasih kepada wartawan yang telah memberitahukan kejadian itu kepadanya.
“Sebelumnya kita ucapkan terimakasih atas informasinya yang diberikan wartawan, kita tidak mengetahui kejadian ini, namun dengan kami ditemui oleh rekan-rekan media sehingga kami tahu kejadiannya,” ucap Kadinkes.
Menyikapi hal itu, Kadinkes akan segera menelusuri penyebab tidak adanya petugas di Puskesmas Layeung yang akan dilaksanakan pada Rabu 2/11 besok.
“Kita akan mengecek Puskesmas Layeung Rabu 2 November besok dan akan mempertanyakan ke pihak Puskesmas mengapa pada hari Minggu tersebut tidak ada petugas piket dan tenaga ahli bersalin sehingga hal ini terjadi kepada pasien,” ujarnya.
Pihaknya juga akan mempertanyakan pihak puskemas saat dilakuan rujukan ke puskesmas Cut Seumeureung tidak membawahkan alat yang seharusnya berdasarkan SOP.
“Jika hal ini benar adanya terjadi, kita serius mengevaluasi petugas dan kepala Puskesmas Layeung, kami akan berikan tindakan tegas,” tuturnya.
Lanjutnya lagi ia mengatakan, saya sangat kejam kepada anggota saya jika tidak becus dalam bekerja dan akan kita lakukan tindakan sesuai SOP.
Terkahir, Kadinkes Aceh Barat meminta maaf kepada pasien beserta keluarga atas keterlambatan petugas Puskesmas Layeung sehingga hal tersebut terjadi kepada pasien.
“Selaku kepala Dinas Slsaya menghaturkan pemintaan maaf kepada pasien, dan insya Allah kami juga akan berkunjung kerumah pasien melihat ibu pasien beserta Bayi tersebut,” tutupnya.*[GM]